Sunday, March 27, 2016

Pesona Pekan Suci Larantuka

Kota Larantuka di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur kembali didatangi ribuan peziarah dari berbagai daerah dan bahkan mancanegara. Mereka datang untuk mengikuti perayaan Semana Santa selama seminggu penuh masa Pekan Suci Paskah, pada23-27 Maret 2016. Perayaan agama warisan Portugis di Larantuka tersebut merupakan ritual yang dilakukan sejak 5 abad lalu.

Makna perayaan menempatkan pusat ritual kepada Yesus dan Bunda Maria sebagai wanita berkabung (Mater Dolorosa) karena menyaksikan penderitaan anaknya sebelum dan saat disalibkan. Perayaan Semana Santa dimulai pada Rabu Trewa (Rabu Terbelenggu) (23/3) dimana umat dan peziarah berkumpul berdoa untuk mengenang Yesus yang dikhianati Yudas Iskariot (murid Yesus).

Sejak pagi para wanita melakukan nyanyian ratapan Mazmur dalam bahasa Latin di kapel. Pukul 3 sore, secara beruntun umat dan peziarah mengetukkan bunyi-bunyian sambung-menyambung di seluruh Larantuka. Itu menandakan saat memasuki masa berkabung. Setelah itu, tidak diperkenankan bunyi-bunyian maupun melakukan pekerjaan apapun sehingga Larantuka berubah menjadi kota perkabungan suci.

Sepanjang hari sebelum sore di hari Kamis Putih, umat peziarah berdoa dan bergantian melakukan penyembahan “Cium Tuan” di sejumlah situs rohani, diantaranya di Kapel Tuan Ma (Bunda Maria), Kapel Tuan Ana (Tuhan Yesus), dan Kapel Tuan Meninu (patung kanak Yesus) dan Patung Tuan Bediri (patung Yesus berdiri dengan ayam jantan di kanannya); sebagai wujud permohonan doa kepada Tuhan melalui perantara Bunda Maria.

Aktivitas di hari Kamis Putih berpusat di Kapel Tuan Ma (Bunda Maria) dengan memandikan dan membalutkan kain berkabung berupa mantel beludru hitam, ungu atau biru. Kemudian dilanjutkan pembukaan peti patung Tuan Ana di kapel Tuan Ana. Sore harinya dilakukan tradisi pemasangangan, yaitu pancang atau tiang lilin di kanan kiri jalan rute perarakan Jumat Agung oleh seorang atau keluarga yang mengajukan diri sesuai nazar agungnya melayani Tuhan untuk keperluan prosesi; pada kegiatan ini umat juga akan membantu mardomu.

Perayaan Ekaristi berlangsung malam hari, mengenang perjamuan terakhir Yesus dengan muridNya, pembasuhan kaki para murid, dan juga pembacaan kisah penangkapan Yesus sampai menunggu diadili.

Puncak Acara dilakukan saat Hari Raya Wafat Isa Almasih atau Jumat Agung. Diawali perarakan bahari membawa patung Tuan Meninu, yaitu melawan arus laut Selat Gonzalo dan menahtakannya di Pohon Sirih. Saat siang hari, dilakukan perarakan mengenang sengsara dan wafat Yesus dengan mengarak Tuan Ma, Tuan Ana, dan Tuan Meninu keliling kota menuju Katedral Larantuka. 

Saat perarakan sambil melantukan pujian, terdapat delapan pemberhentian yang disebut dengan armida. Armida mewakili kedelapan situs rohani sebagai simbol kehidupan Yesus, sejak dikandungan Maria hingga wafatnya di dunia. Pagi hari saat Sabtu Suci, ketiga patung dikembalikan ke kapel masing-masing. Mulai saat itu, masa berkabung sudah lewat dan persiapam memasuki masa perayaan Kebangkitan Yesus Kristus.

Larantuka dikenal dengan nama Reinha Rosari yang dalam bahasa Portugis berarti Kota Ratu atau Kota Maria. Itu diambil dari sejarah penampakan Tuan Ma dan menjadi pelindung serta pemimpin di kota kecil nan bersahaja ini. Kisah ini pun menjadikan Larantuka sebagai salah satu pusat berkembangnya Katolik di Indonesia. Dengan demikian, perayaan Semana Santa yang berasal dari tradisi akulturasi Portugis dan penduduk lokal, menjadi daya tarik bagi umat Katolik di seluruh Tanah Air bahkan wisatawan mancanegara. 

Sebenarnya tradisi ini masih ada dilakukan di beberapa bagian daerah dunia. Hanya saja, Larantuka termasuk kota yang sangat aktif melakukan prosesi tersebut sampai saat ini. Adanya tradisi Semana Santa menjadikan kota Larantuka memiliki nilai budaya rohani yang tinggi dan menyampaikan pesan damai, keramahan yang hangat dari penduduk Larantuka kepada pendatang. S selepaselain itu, perayaan Semana Santa, wisatawan dan peziarah dapat menikmati panoraman alam nan indah di Larantuka.

Untuk menuju Larantuka, Anda dapat memanfaatkan penerbangan dari Bali atau Kupang kemudian melanjutkan penerbangan ke Bandara Wai Oti di Maumere kemudian menempuh perjalanan darat sekira 3 jam. Ada juga penerbangan ke Bandara Gewayan Tanah di Larantuka yang dilayani maskapai Trans Nusa. 

Penerbangan yang menghubungkan Gewayan Tanah Airport ialah Kupang dimana setiap hari terdapat penerbangan yang berangkat dari Kupang pada pukul 06.30 dan tiba di Larantuka pukul 07.15 WITA, atau berangkat dari Larantuka pukul 07.40 dan tiba di Kupang pukul 08.30 WITA. Untuk pemesanan tiket, silakan hubungi Trans Nusa Larantuka di (0383) 232 5386 atau Trans Nusa Kupang di (0380) 822 555. Email: koe@transnusa.co.id dan website yang dapat membantu perjalanan Anda di: www.transnusa.co.id

Sumber: Indonesia Travel